
Ilustrasi Nelayan (Ist)
Adamanews, Kukar – Sungai Mahakam, yang mengalir membelah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), bukan hanya sekadar sumber air bagi masyarakat setempat. Ia juga menjadi urat nadi perekonomian, khususnya sektor perikanan. Hamparan keramba dan tambak ikan yang berjajar di sepanjang sungai ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya Sungai Mahakam bagi mata pencaharian ribuan keluarga di Kukar.
Sayangnya, potensi besar Sungai Mahakam sebagai sentra budidaya ikan kini dibayangi oleh ancaman serius: pencemaran lingkungan. Limbah domestik dari permukiman penduduk, aktivitas industri, hingga fenomena alam seperti “bangar” (perubahan warna air sungai menjadi keruh akibat sedimentasi) telah menurunkan kualitas air sungai secara signifikan. Hal ini tentu saja berdampak buruk bagi kelangsungan hidup ikan dan mengancam keberlanjutan usaha budidaya ikan di Kukar.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Muslik, mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi ini. “Sungai Mahakam ini kan tidak bisa kita kontrol airnya. Kadang kualitas airnya bagus, kadang tidak. Ini yang menyulitkan petani ikan,” keluhnya. Perubahan kualitas air yang tidak menentu membuat para pembudidaya ikan harus terus berjuang untuk menjaga kesehatan dan produktivitas ikan mereka.
Namun, tantangan ini tidak membuat mereka menyerah. Para petani ikan di Kukar menunjukkan semangat juang yang tinggi dalam menghadapi permasalahan ini. Mereka terus mencari solusi inovatif untuk menjaga kualitas air dan meningkatkan produktivitas budidaya ikan. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain penggunaan teknologi filtrasi air untuk menyaring polutan, pengelolaan limbah yang lebih baik dengan membangun sistem pengolahan limbah terpadu, serta pemilihan jenis ikan yang lebih tahan terhadap perubahan kualitas air, seperti ikan nila dan lele.
Selain itu, mereka juga aktif berpartisipasi dalam program-program pelatihan dan penyuluhan yang diselenggarakan oleh DKP Kukar. Melalui program-program ini, para petani ikan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengelola budidaya ikan secara berkelanjutan, termasuk teknik-teknik budidaya ramah lingkungan, pengendalian hama dan penyakit, serta pemasaran hasil panen.
Pemerintah daerah juga tidak tinggal diam. DKP Kukar telah menggulirkan berbagai program untuk mendukung keberlanjutan budidaya ikan di Sungai Mahakam. Salah satunya adalah program pengawasan kualitas air secara berkala, untuk memantau tingkat pencemaran dan mengambil tindakan pencegahan jika diperlukan. Selain itu, DKP Kukar juga memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada para petani ikan, seperti benih ikan berkualitas, pakan ikan, dan peralatan budidaya modern.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung para petani ikan di Kukar,” tegas Muslik. “Kami akan terus berupaya mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan pencemaran air dan meningkatkan produktivitas budidaya ikan di Sungai Mahakam.”
Upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, petani ikan, dan masyarakat luas, diharapkan dapat menjaga kelestarian Sungai Mahakam dan keberlanjutan usaha budidaya ikan. Sungai Mahakam bukan hanya sekadar sumber air, tetapi juga sumber kehidupan bagi masyarakat Kukar. Dengan pengelolaan yang bijaksana dan berkelanjutan, Sungai Mahakam akan terus memberikan manfaat bagi generasi mendatang.
ADV/DKP Kukar